Friday, September 27, 2013

Break Up (?)

"Berapa kali harus ku katakan?" Sehun terdiam.

"Bukankah kita sudah berakhir? Aku sudah bosan dengan semua ini! tidakkah kau mengerti itu Sehunna?"

Isakan Luhan mulai terdengar. Mata rusanya mulai bergelimang air mata. Pelan tapi pasti namja itu mengerang kesal.

"maafkan aku gege~" ucapan bodoh itu terlontar dengan mulus dari bibie sehun. Luhan tertawa miris.

"dasar bodoh! a aku sangat me..membencimu oh sehun!"

Luhan berbalik pergi sambil mengebrak pintu kamarnya. menyisakkan helaan nafas panjang Sehun yang hanya bisa terdiam membisu.


-----------------------------------------------

Curhat ah~ ini sepenggal perasaan yang sedang saya alami T_T oh kenapa saya jadi pengen nangis ya?? hiks hiks T___T

Sunday, September 22, 2013

My Bestfriend of My Boy ?

                             MY BESTFRIEND or MY BOY?
Author : Wookie’s Wife (FB : www.facebook.com/nahdhyerin.eternalmagnae)
cast :
-Lee Hyo rin
-Cho Kyuhyun

other cast (orang numpang ngeksis #plak) :
-Tiffany Hwang
-Lee Donghae
rating : G/PG-15
genre : Friendship,romance, humor gagal (?)
length: ONESHOOT
a/n : mungkin akan ada banyak typo yang bertebaran, cerita yang bener-bener ngawur dan alur yang tidak jelas.. sediakan plastik untuk mengeluarkan isi perut jika merasa mual.. kkke XD mian kalo ceritanya mungkin engga nyambung :D hehehe XD
oh ya, jangan lupa buad ningalin jejak.. minimal LIKE lah..hargailah kerja keras author gagal ini.. hehehe ntr author doain biar bisa ketemu biasnya.. wkkkk~
hampir semua POV punya Hyo rin  hhe XD

Author pinjem cast dari Tuhan YME, Super Junior punya SMEnt, Super Junior punya orang tuanya dan readers.. EXCEPT, Kim RYEOWOOK & FF ini punya AUTHOR.. #ditempong readers pke duit #ditempongryeosom

HAPPY READING^^~~

 FF REPOST DARI FACEBOOK ~ bukan ff plagiat ye :p

DON’TLIKE.. DON’T READ.. DON’T BASH.. don’t forget to RCL :D



PLAGIATOR GO AWAY!!


Disclamer : DONT COPY PASTE OR REMAKE THIS FANFICTION  WITHOUT MY PERMISSION!!! 



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Kau yang selalu mengisi hari-hari ku selama 11 tahun dengan senyuman...
Kini aku hanya bisa merasakan senyumanmu dalam memoriku...
Kembalilah.. Dan buat aku tersenyum karena senyummu..


                                                                        ~*~
Busan,South Korea-January 19th 2006
*Hyorin POV*

Malam ini aku terbangun seperti biasa karena mendengar appa dan eomma bertengkar. Entah apa penyebabnya malam ini, tapi suara benda pecah membuatku harus bangun. Sudah lama mereka tidak cocok. Bahkan semenjak aku kelas 3 sekolah dasar. Namun sampai sekarang aku kelas 2 sekolah atas, mereka tidak berpisah. Kadang aku berharap mereka berpisah saja. Sehingga rumah ini kembali tenang seperti dulu. Mungkin karena mereka asik bertengkar, mereka justru mengabaikannku. Membuatku merasa kurang kasih sayang dan juga merasa diabaikan. Dan dari situlah aku menjadi keras kepala dan juga sering menyendiri.

‘PRANG’

Kurasa itu suara piring yang dibanting oleh eomma. Semua ini berawal saat eomma menemui mantan pacarnya saat SMU, dan tidak sengaja appa melihatnya. Dan mereka masih mengungkitnya sampai saat ini. Sudahlah.. aku ingin tidur. Tidak ada gunanya memikirkan tingkah mereka yang seperti anak kecil.

#Next day..

Pagi ini aku membolos pelajaran Lee Sonsaengmin. Aku paling tidak suka dengan pelajaran matematika.
            “ya!”
Aku merasakan seseorang menepuk pundakku dan duduk sebelahku. Aish.. kukira siapa.. ternyata..
            “YAK! Dasar CHO KYU PRET, kau selalu mengagetkanku..” aku mengelus dadaku pelan. Sedangkan namja setan disebelahku hanya meringis. Dia menyandarkan kepalanya dibatang pohon ek yg ada dibelakangnya. Kami duduk di bawah pohon ek tua yang ada di belakang sekolah. Banyak siswa yang jarang kemari, menurut mereka disini banyak hantunya. Kupikir, mereka saja yg percaya pada mitos tidak penting seperti itu.
            “dari mana kau tahu aku disini?” tanyaku pelan. Angin semilir membuat mataku mengantuk. Aku menatap kerumunan bunga dandelion yang menggerombol di sebelah pohon ek.
            “kau lupa atau bodoh? Kita sudah bersahabat selama 11 tahun? Aish.. otakmu memang payah Hyo rin-ah..” Kyuhyun berbicara dengan nada mengejek. Cih, berani sekali dia mengataiku babo..
‘pletak’
Aku memukul kepalanya dengan bogem mentah dari tanganku yang sudah berlatih taekwondo selama 5 tahun, rasakan itu cho Kyu pret..
            “aigoo.. appo..” Kyuhyun mengelus kepalanya.
            “rasakan.. itu karena kau mengataiku babo.. wekk” aku mehrong kearahnya. “eh? 11 tahun? Lama juga.. kenapa aku baru menyadarinya?”
            “Apa kubilang. Kau ini bodoh!” dia tertawa lepas. Aku tersenyum kecil. Ada benarnya juga setan ini.
            “ya..ya..ya aku bodoh. Kau puas?!” aku mengerucutkan bibirku.
            “bukankah itu sangat lama! Bahkan kau saja sampai tidak ingat bahwa kita sudah mengenal selama itu. Aigo.. lama sekali ya..” Kyuhyun mulai bercerita tenatang masa lalu kami. Saat aku terjatuh dari pohon mangga –ini sangat memalukan- dan saat Kyuhyun mencium pantat heebum. Aku hanya bisa tertawa sambil memukul-mukul lengannya.
            “hahaha.. kau masih ingat saat kau mencium pantat heebum? Hahaha.. heechul oppa sangat marah karena kau memperjakai heebum.. ahahaha”
            “Ya! Aku tidak sengaja. Kau yang mendorongku kearah heechul hyung.. kebetulan saja sii heebum menghadap kearahku. Aish! Itu membuatku ingin mutah!” Kyuhyun mengelinjangakan tubuhnya. Setan tampan ini memang sedikit senang membuat sensasi, kalau saja aku menyebarkan berita ini maka nasibnya sebagai “Setan tertampan seantero sekolah” akan berganti menjadi “Setan pencium pantat kucing”.
            “Salah siapa kau mengataiku gendut waktu itu!” Aku membalas perkataannya dengan mehrong.
            “hei kau kan memang gendut!”
            “ani! Aku hanya naik 3 kilo. Aku tidak gendut babo!”
            “Sudahlah.. lagi pula itu sudah terjadi.. apa aku harus mengulanginya agar  kau bisa diam?”
            “Kau sendiriyang memulai Cho Setan pencium pantat kucing.. hahaha”
Terlihat wajah Kyuhyun memerah. Dia pasti sangat malu dengan julukan barunya. Ckckck. Sepertinya dia  akan mengelitikku karena sebuah senyum evil terukir dengan indah di bibirnya yang seperti pantat ddangkoma.
            “apa kau mau memebuatku marah rin-ah?” senyumnya semakin lebar bahkan seperti akan menelan wajahnya. Oh tidak.. 1..2..3..
            “Lariiiiiii!” aku segera berlari menjauhi Kyuhyun sambil mehrong. Terdengar teriakannya memanggil namaku. Cho Kyuhyun, sahabatku.

------------######----------
            Alarm ponselku terus meraung memnta untuk dimatikan. Namun mataku belum mau membuka dan juga badanku seakan tak mau digerakkan. Namu sebuah tangan mengguncang tubuhku
            “Rin-ah! Ppalli ireona! Ini sudah jam 11 siang! Anak gadis jangan malas! Ireonaaa!” itu pasti suara eomma. Aigooo.. aku baru tidur jam 4 tadi pagi. Aku mengantuk sekali.
            “Eommaaa! Ini hari sabtu. Aku mau tidur sampai sore. “ jawabku sambil menarik selimut.
            “baiklah. Eomma hanya mau bilang. Eomma mau pergi ke Incheon, jangan cari eomma dan tidak usah beritahu ayahmu. Kalau kau lapar, masak sendiri atau makan diluar. Uangnya ada ditempat biasa. Eomma pergi dulu. Jaga rumah baik baik”
            Aku tak tahu apa yang eomma katakan, namun aku hanya bisa menangkap kalau eomma ingin pergi.
Sudah lah. Aku mau tidur.
                                                                        -*-
            Angin berhembus pelan manerpa wajahku. Dress putih selutut yang kupakai berkibar pelan, sedangkan rambut hitam sepunggungku yang kugerai bergerak pelan. perlahan aku membuka mataku. Bunga-bunga dandelion terhampar diddepanku. Aku menyebutnya sebagai bunga peri, karena saat aku kecil aku sering membayangkan kalau ada seorang peri yang duduk diantara bunga-bunga dandelion yang sedang terbang.
            “Apa kau senang disini Rin-ah?”
Sebuah suara mengagetkanku. Aku memutar tubuhku, mencari asal suara itu, tapi aku hanya sendiri disini. Aku terus mencari disekelilingku, nihil, benar-benar tak ada seorangpun disini.
            ”aku ada disini rin-ah” sebuah suara muncul lagi, suara yang sama. Dan itu berasala dari salah satu pohon yang berderat di sekeliling ladang buang ini. Sekelabat bayangan samar berdiri dibelakang pohon itu, perlahan kudekati orang itu. Namun seperti tertelan angin, orang itu sudah tidak ada. Aku hanya menemukan sebuah kotak berhiasan yang dibungkus menggunakan beludru biru. Sedikit penasaran aku mengangkat kotak kecil itu. Tanganku bergerak untuk membukanya.
            Sebuah liontin dengan bandul bunga dandelion. Sebuah senyum mengembang dibibirku. Dan aku merasakan seseorang mencengkram lenganku.
-*-

            Aku terbangun dari tidurku. Nafasku sedikit tersengal dan keringat membanjiri badanku. Mimpi barusan sedikit menegangkan. Padahal cukup –yah- bagus. Tapi  aku penasaran siapa orang yang mencengram lenganku. Sudahlah, mungkin itu efek dari tidurku.

~ So Leadies, i know y’all fell me, them boys are always be bluffin’
Tryin’ to fell like they’re the man
Trying to be in control
Thinkin’ they’re always right, but they just don’t get it~

Ponselku mengalunkan lagu Oops milik Super Junior, aish, siapa yang mengganggu dipagi buta seperti ini. *padahal udah jam 2 siang =.=”* aku meraih ponselku malas dan membaca siapa yang menelfonku. Ternyata sii setan pencium pantat kucing.
            “Yeoboseyo?”
            “Genduttttt, tumben kau sudah bangun.. aku mau mengajakmu jalan-jalan.. cepat mandi dan ganti baju. Jangan lupa dandan yang cantik.. aku akan kerumahmu 15 menit lagi.. arraseo..”
 ‘bip’
Dia memutuskan sambungannya begitu saja. Aish! Setan kurangajar. Aku melirik jam dinding besar yang sengaja ku pasang langsung didepan dinding yang berhadapan dengan kasurku. Jam 2 lebih. Awas kau setan pantat kucing!.

13 menit kemudian....

Aku mengacak-acak seluruh lemari pakaianku. Aku mencari dress selutut yang dibelikan eomma 1 tahun lalu, entah kenapa aku ingin sekali memakainya. Namun aku malah menemukan fotoku dengan Kyuhyun sedang bermain dengan kura-kura milik yesung oppa saat kami berumur 12 tahun. Siapa yang menaruhnya disini. Ck. Aku terus mencoba mencari dress itu. Dan ternyata ada di antara selimut yang eomma susun di rak lemari paling bawah.
Sekarang Aku menatap pantulan diriku dicermin. Dress putih dan sepatu balet. Sudah. Terdengar mobil Kyuhyun didepan rumahku. Aku sedera bergegas turun. Kyuhyun baru saja membuka pintu mobilnya. Dia memakai kaos hitam dan celana jeans yang juga berwarna hitam. Sebuah senyum setan terpampang jelas diwajahnya yang penuh lubang seperti tertabrak meteor.
            “Gendut, kau bisa berdandan juga... hahahaha” dia melepas kacamata hitam yang membingkai wajah setannya.
            “Ya! Kau selalu mengejekku setan pencium pantat kucing” aku mendengus kesal. Dia malah membukakkan pintu mobilnya untukku. Aku segera masuk sebelum setan satu ini membuat moodku semakin jelek. Kyuhyun mulai melajukan mobilnya meninggalkan rumahku.

Selama perjalanan aku hanya diam. Aku hafal jalan ini. Jalan menuju sebuah pemancingan dimana aku dan ayahku dulu sering sekali pergi memancing disini. Aku menghela nafas panjang. Mengingat appa dan eomma selalu membuatku menangis –saat sendiri- dan aku tak akan pernah menangis dihadapan setan pantat kucing ini karena dia pasti akan mengasihani aku. Dan aku benci itu!
            “Rin-ah, aku ingin membawamu pergi keseuatu tempat yang kurasa kau belum pernah kau kunjungi”
Dia tersenyum setan lagi. Aish! Aku bosan melihatnya tersenyum seperti itu.
            “Jangan pemancingan..”
            “Aku tahu.. “
Aku memperhatikan pemandangan yang aku lalui. Banyak sekali pohon-pohon disini. Bahkan aku bisa melihat laut yang terbentang tak jauh dari sini.
            “Cha... kita sudah sampai..”
Kyuhyun menghentikan mobilnya. Kyuhyun melepaskan seatbeltnya dan bergegas turun, aku juga melakukan hal yang sama. Sebuah pemandangan yang mengejutkan. Aku merasakan sensasi dja vu. Padang dandelion yang sama persisi seperti didalam mimpiku. aku mengamati daerah sekeliling ladang ini, seretan pohon juga  mengelilingi daerah ini.
            “Kyu, bisa kau menepuk pipiku?”
            “Ha?” mulutnya mengangga lebar mendengar ucapanku.
            “Ck, cepatlah”
Kyu menepuk pipiku cukup keras. Membuat pipiku memerah dan bekas tangannya tercetak dengan jelas di pipi mulusku.
            “Ya! Kau ini mau memukulku ?” aku menatap Kyuhyun dengan sebal. Dia malah mengerdikkan bahunya yang sangat lebar itu. Kini pandanganku kembali terfokus pada ladang dandelion ini. Namun aku tak menemukan pohon yang ada seperti ddidalam mimpiku.
            “Ini adalah tempat rahasiaku selanjutnya setelah pohon ek dibelakang sekolah.” Kyuhyun melangkahkan kakinya menerobos ladang bunga ini, membuat serpihan-serpihan dandelion melayang di udara seperti salju di musim semi. Yah musim semi, musim  yang sangat di sukai oleh Kyuhyun.
            “Rin-ah kemarilah” Kyu melambaikan tangannya padaku. Ku lakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan Kyuhyun. Berlarian dipadang bunga dandelion. Aku berjalan mendekatinya, tiba-tiba dia memelukku dengan erat.
            “Kyu.. wae?”
            “Biarkan semenit saja aku memelukmu, kumohon”
Aku mebiarkannya memelukku. Pelukannya sarat dengan kesedihan. Aku merasakan pundakku basah. Apakah setan ini menangis? Kyuhyun menangis?
            “Kyu...” aku memanggil namanya pelan.
            “Mianne,, mianne.. aku.. aku tidak memberitahumu lebih awal.. mianne”
Kyuhyun mulai terisak dalam pelukanku. Tubuh kurusnya bergetar sesekali. Aku mengelus punggungnya yang lebar. Dia terus menangis.
            “Kyuhyun-ah.. uljima.. aigooo.. kau sudah besar.. jangan menangis.. uljimaaa” aku menpuk punggungnya sedikit keras, membuatnya melepaskan pelukannya.
            “Rin-ah, kau mau memaafkanku?”
            “tentusaja, bahkan kau tidak meminta maafku aku selalu memaafkanmu” aku mencoba bercanda dan tersenyum.
            “Tapi..”
            “Aish, sudahlah.. memangnya ada apa? Bahkan kau sampai menagis? Apa kau mau meminta maaf atas semua kejahilanmu?” aku melipat kedua tanganku dan melotot kearah Kyuhyun. Dia hanya tersenyum miris. Kini aku menatapnya dengan sedih.
            “Kyuhyun-ah.. ada apa? Kenapa sikapmu sangat aneh?” sejujurnya aku sedikit frustasi dengan Kyuhyun yang berubah jadi seperti ini, kemana perginya cho Kyuhyun yang selalu mengakui dirinya orang paling tampan?
            “ya! Cho Kyuhyun.. kau kenapa?” aku mulai meninggikan suaraku. Dia hanya memandangiku lekat. Mulutnya tak berbicara, namun matanya seakan berbicara kalau dia sedang sedih dan tertekan.
            “rin-ah, aku..” Kyuhyun menundukkan kepalanya dan mulai menangis. Tiba-tiba dia merengkuhku kembali dalam pelukannya. Aish! Dia ini kenapa jadi cengeng!
            “kau ini kenapa Kyuhyun-ah?”suaraku mulai melunak.
            “Aku akan pindah ke Paris, besok penerbangan ke 3 jam 9 pagi..”
DEG!
Pindah? Paris? Tidak-tidak.. ini pasti mimpi.l tidak mungkin. Aku melepaskan pelukan Kyuhyun.
            “katakan kalau semua ini bohong Cho Kyuhyun! Katakan kalau kau sedang bohong!” aku mengguncang pundaknya. Dia hanya menangis dan menangis.
            “Mianne..”


#Next Day *January 21st 2006

            Aku masih meringkuk didalam selimut tebalku. Semalaman aku terus menangisi Cho Kyu pret sialan itu. Kenapa setan itu. Kenapa dia tidak memberitahukan tentang kepergiannya? Rasanya aku ingin sekali menangis membayangkan kalau cho Kyu pret itu pergi dan aku akan sendirian disini. Walaupun ada eomma dan appa, tapi mereka bahkan sepertinya tak penah mengganggapku ada.
            ‘Ting tong’
            Samar aku mendengar bel rumahku berbunyi, siapa yang bertamu di hari minggu pagi seperti  ini. Aku menyeret kakiku dengan malas menuju kamar mandi untuk membasuh muka dan gosok gigi. Aku melirik pantulan wajahku di cermin. Buruk sekali! Kantung mata sebesar bola bekel dan wajah yang amburadul. Semua ini gara-gara Cho Kyu pre sialan itu! Aku bergegas membukakkan pintu untuk tamu itu.
            Seorang gadis berdiri dengan koper dan dress pink bermotif kotak-kotak dan kardigan pink yang senada dengan sepatunya. Dia melepaskan kacamata yang membingkai wajahnya.
            “Fany unnie!” aku menghambur kearah Tiffany unnie. Sepupuku yang baru pulang dari Paris.
            “Bogoshiposo..” dia membalas pelukanku erat.
Aku melepaskan pelukanku dan mengajakknya masuk kedalam kamar tamu. Aku sengaja tak mengajakkanya kekamarku karena aku mengacak-acaknya semalam gara-gara memikirkan Kyuhyun. Anak itu!
            “apa kau habis menangis rin-ah?” tanya tiffany unnie setelah dia tiduran di atas kasur.
            “Anio..” ucapku berbohong.
            “Ya! Kau bohong, cepat cerita padaku.” Tiffany unnie mensejajarkan duduknya denganku. Baiklah, aku akan bercerita.
            “jadi..” aku menceritakan semuanya pada unnieku. Perlahan airmataku turun. Kini tangisanku berubah menjadi sebuah isakan yang memilukan. Kyuhyun, harusnya kau tak pergi! Aku benci padamu!
Aku mencoba menghentikan tangisanku, namun itu tak berhasil. Dadaku semakin sesak memikirkannya.
            ‘Ting Tong’
Bel rumah berbunyi lagi. Aku segera menghapus airmataku dan akan bergegas membuka pintu. Namun tiffany unnie menahan tanganku.
            “Biar aku saja” katanya. Aku hanya menurut.
--
Tiffany membuka pintu rumah. Kyuhyun berdiri didepan sambil menenteng sebuah kado berukuran sedang.
            “Kyu? Ada apa?” tanya Tiffany.
            “Noona *anggep aja fany lebih tua dari Kyuppa :D* tolong berikan ini pada Hyo rin, aku harus pergi, dan jangan beri tahu Hyo rin kalau aku kemari. gamsahamnida” Kyuhyun menyerahkan kado itu dan bergegas pergi.
--
            “Rin-ah, ada sesuatu untukmu” tiffany unnie kembali dengan sebuah kado yang ukurannya tidak terlalu besar. Aku menerimanya dengan sedikit ragu.
            “dari siapa?” tanyaku.
            “mollayo, kau tidurlah dulu supaya pikiranmu bisa tenang. Kau bisa menceritakan lagi nanti setelah hatimu tenang, arraseo?” fany unnie tersenyum manis, aku hanya menggangguk dan mulai melangkah keluar dari kamarnya.
            “Ah iya, jangan terlalu pikirkan Kyuhyun. Mungkin itu yang terbaik rin-ah”
Kata-kata fany unnie terasa menusuk jantungku. Membuatku berhenti terpaku tanpa melihat kearahnya. Yah. Harusnya aku membenarkan kata-katanya, ini yang terbaik untuk Cho Kyu Pret sialan itu.
            “Eoh unnie, harusnya seperti itu”
Aku bergegas pergi menuju kamarku dan membanting pintu cukup keras, mungkin akan membuat kaca dirumah ini pecah. Sejenak aku tertegun pada kado yang ada di dalam dekapanku. Kado yang dilapisi dengan kertas putih dan pita biru. Aku menggoyangkannya sejenak. Ada bunyi benda yang berbenturan. aku duduk di sofa bermotif kotak-kotak merah dan putih, kembali memandangi kotak itu dan menerka apa isinya.
“kira-kira apa isinya?”
Aku merobek pembungkus kotak itu sedikit kasar. Aku membuka kardus pembungkusnya pelan. ada sebuah boneka teddy dan kotak kecil yg dibungkus beludru berwarna biru. Dan sebuah surat yang terselip dibawah. Surat dengan bentuk huruf yang sudah sangat aku hafal, tulisan Kyuhyun.

*Backsound : Yesung-Love really hurt*

Dear ma princess..

            Rin-ah gendut annyeong..
Aku ingin minta maaf padamu, kau tahu? Hahaha, kau pasti ingin tertawa sekarang, jarang bahkan langka sekali aku minta maaf padamu.
Kau, teman, sahabat, dan.. kali ini aku harus jujur... aku mencintaimu.. bodoh sekalikan aku?
Mencintai gadis bodoh dan gendut sepertimu..
Bahkan aku sampai menangis menulis surat ini.. maaf kalau suratku sedikit acak-acakan..hehehe
Sebenarnya, aku tidak ingin pergi rin-ah,
Aku ingin disisimu.. melontarkan lelucon lucu agar kau bisa tertawa..
Maafkan aku.. kumohon..
Dan maaf aku lancang mencintaimu..

                                                                                                Dearest love,

                                                                                                Setan tertampan
Nb: tunggu aku kembali, Saranghaeyo :*

Aku.. aku.. tidak bisa mengatakan apa-apa.. Kyuhyun! Kau! Aku menangis lagi, mendekap kakiku dan membiarkan diriku larut dalam tangisanku. Entah berapa liter airmata yang sudah aku keluarkan untuk Kyuhyun. Dan pernyataan kalau dia mencintaiku?! Rasanya aku ingin mencekik leher orang itu. Kenapa dia tidak mengatakannya secara langsung, kenapa dia menyembunyikannya? Kenapa? Kenapa?

Apa kau tahu Kyu? Aku juga mencintaimu! Tapi aku tak ingin merusak persahabatan kita.. aku bodoh Kyu.. aku bodoh!

-----

#6 years later... January 21st 2012

            Hari ini aku mengunjungi pohon ek disekolahku dulu. Sudah 3 tahun yang lalu aku lulus. Dan sekarang aku melanjutkan kuliah di Kyunghee jurusan desain dan mode. Kenangan-kenanganku dengan namja sialan bernama cho Kyuhyun itu tak bisa hilang, meskipun aku sudah berusaha melupakannya. Hari ini, tepat 17 tahun kita sudah berteman.. entahlah apa dia masih mengganggapku sebagai temannya.

            Aku duduk di bawah pohon ini dan merasakan hembusan angin musim semi yang cukup dingin. Perlahan aku menutup mataku,sambil menggenggam kalung dandelion yang Kyuhyun berikan 6 tahun lalu saat dia pergi. Dan bayangan bayangan 17 tahun lalu terulang dalam memoriku.

-FLASHBACK *April 5th 1995*

            Saat itu umurku masih 6 tahun. Hujan sedang turun dengan deras, petir kadang menggelegar dengan sangat kencang. Aku menangis didepan gereja, hari itu hari minggu dan aku baru saja selesai sekolah minggu. Eomma belum menjemputku dan aku lupa membawa payung. Aku menangis sambil berteduh disamping gereja. Rok yang kupakai sudah basah. Aku terus menangis dan menyebut eomma pelan.
            “hey, kau kenapa?” seorang anak laki-laki mendekatiku. Sepertinya dia juga kehujanan. Rambut dan pakaiannya juga basah.
            “eommaa...eomma..” aku masih menangis.
            “uljima.. sebenta lagi pasti eommamu datang.. sudahlah jangan menangis,”
Anak itu memberikan sebuah permen lolipop padaku. Aku hanya diam dan tidak mengambil lolipop itu. Dia menghela nafas dan menaruh permen itu di saku bajuku.
            “Kyuhyun.. Kyu?!” seorang ahjumma berlari kecil sambil meneriakkan nama seseorang. Anak laki-laki itu menoleh pada ahjumma itu.
            “eomma!”
            “Kyu! Aigoo! Kau kemana saja? Aish, apa kau hujan-hujanan.? Anak nakal.. ayo pulang!”
            “eomma!! .. tadi aku bermain disekitar sini, tapi malah lupa jalan pulang dan tersesat, juga aku bertemu dengannya..” anak itu menunjukku yang masih sedikit menangis.
Aku sedikit ketakukan melihat ahjumma itu. Sepertinya dia akan memarahiku.

            “astaga, anak manis.. apa kau belum dijemput eommamu?” ahjuma itu membelai pipiku pelan. aku mengangguk.
            “di mana rumahmu?” tanya lagi. Aku menggeleng. Aku tidak tahu karena aku baru pindah kemari seminggu yang lalu.
            “baiklah, kau kerumah ahjumma saja ya.. oh iya siapa namamu?”
            “Lee Hyo rin”
            “kajja hyorin-ah,” anak laki-laki itu menggandengku dan mengajakku pulang kerumahnya.

-FLASHBACK END

            Aigoo.. entah kenapa kenangan itu mengalir sangat segar di ingatanku. 17 tahun bukanlah waktu yang singkat. Aku menghela nafas singkat, kembali menandang taman disekitarku. Tak banyak yang berubah dari taman ini. Nyaris sama seperti 3 tahun yang lalu.
            “Rin-ah..”
            Suara yang sangat familiar ditelingaku. Donghae oppa, namja yang sudah mengisi hari-hariku dengan senyum manis dari bibir tipisnya. Dia duduk disampingku dan memberikan sekaleng coke dingin padaku. Aku menerimanya dengan sedikit enggan, namun aku tersenyum tulus karena perhatiannya.
            “dari mana oppa tahu aku disini?” tanyaku tanpa memandangnya. Terdengar helaan nafas yang cukup berat.
            “setiap tahun sejak 3 tahun lalu, kau selalu kemari bukan? Dan selalu di tanggal yang sama, benarkan??” pernyataannya benar-benar tepat sasaran.
            “Ne, benar sekali oppa.. hahaha.. maaf aku tidak pernah cerita padamu..”Aku tertawa sumbang. Dia kembali tersenyum dan menggenggam tanganku, terasa dingin. Aku sedikit gelagapan menerima perlakuannya. Aku segera melepaskan genggaman tangannya.
Meraba dahi pria tampan didepanku. Panas sekali.
            “Astaga oppa.. kau sakit?” aku kembali meraba keningnya, namun segera dia melepaskannya.
            “hanya flu ringan, gwaenchana..” dia kembali tersenyum. Dia menangkup wajahku dengan kedua tangannya, dia menatapku dengan lekat. Tersirat sebuah kesedihan disana.
            “oppa..” lirihku.
Donghae melepaskan tangkupan tangannya, kemudian merebahkan dirinya direrumputan. Angin bertiup cukup kencang, aku segera melepaskan sweaterku dan menyelimutkannya pada Donghae.
            “Gomawo, maafkan aku hyorin-ah..” dia membuka matanya dan tersenyum menatap langit biru yang terbentang luas.
            “maaf? Untuk apa?” aku ikut merebahkan diri disampingnya. Dia memiringkan badannya sehingga bisa melihatku, aku juga melakukan hal yang sama.
            “mengikutimu selama 3 tahun.. hahaha.. bukan waktu yang mudah bukan? Kau bahkan harus berurusan dengan fans-fansku..” dia tersenyum lagi. Aku kadang berpikir apa dia tidak lelah tersenyum terus untukku? Aku kadang terharu dengan sikap manisnya.
Bahkan dia tidak bertanya kenapa aku selalu kemari tiap tanggal yang sama.
            “rin-ah, kau punya waktu besok? Aku ingin mengajakmu menjemput anak teman ayahku. Kau bisa?”
            “baiklah.”
Kami berdua menghabiskan waktu dia taman ini sambil terdiam dengan pikiran masing-masing.

-*-

Esoknya aku bangun dengan sedikit malas. Untunglah satu minggu ini aku libur. Dosen-dosenku sedang berwisata keluar negeri. Tingkah mereka mirip anak TK. Menggelikan. Pesan singkat masuk ke  ponselku

From : Odong oppa^^

Jam 11 siang aku kerumahmu. Sampai jumpa nanti : )

Aku tersenyum singkat dan mandi. Selesai mandi aku turun kebawah untuk sarapan. Appa dan eomma sudah bercerai 2 tahun lalu, dan itu karena desakanku. Mungkin kedengarannya aku sangat egois dan durhaka. Tapi aku sudah tidak tahan. Dirumah juga sepi sekali.

Eomma pasti sudah pergi lagi. Setelah bercerai dengan appa, eomma selalu saja pergi dan malah jarang pulang. Aku tak terlalu terkejut dengan sikapnya. Bahkan aku bersyukur karena aku tak perlu mendengarkan acara marah-marahnya.

Aku melirik kulkas didapur. Hanya ada beberapa potong roti, sebuah camilan jumbo dan satu botol penuh bubble. Aku mengambil semuanya kemudian membawa semuanya keruang tivi. Aku menyalakan tivi dan menganti channel-channel yang membosankan.

TING TONG

Bel rumah berbunyi, pasti Donghae oppa. Aku belum ganti baju. Segera aku membuka pintu, Donghae sudah berdiri dengan senyum mengembang. Dia masuk dan duduk di sofa. Aku merengut kesal.
            “ikan mokpo, harusnya kau jangan masuk dulu.. aku kan belum menyuruhmu masuk!” ikan itu hanya tertawa.
            “hahaha.. bukankah aku sudah biasa seperti ini? Hahaha..” dia terus tertawa.
            “maka dari itu kau harus mengubah sifatmu itu..”
Aku bergegas keatas untuk ganti baju. Tentu saja meninggalkan donghae yang masih tertawa. Aish.. dasar ikan..


#Incheon International Airport
            Aku dan Donghae menunggu sambil sesekali bercanda. Namun pikiranku melayang pada Kyuhyun. Bagaimana kabarnya sekarang. Setanku.. ah aku bukanlah siapa-siapanya.
            “Ah itu dia.. Kyuhyun-ah!” Donghae berdiri dan berlari kecil menuju seorang pria berperawakan tinggi dengan sebuah koper hitam. Tunggu! Kyuhyun?! Dia? Kyuhyun. Aku bisa merasakan mataku memanas, dadaku sesak dan bibirku kelu. Mereka berdua berjalan mendekatiku.
            “Hyorin-ah, ini temanku Kyuhyun”
Aku memandangnya lekat. Tak ada yang beerubah dari namja didepanku ini. Hanya saja dia semakin tinggi dari saat dia pergi 6 tahun yang lalu. Dia balas menatapku.
            “Rin-ah, lama tak bertemu” dia menghambur memelukku. Aku menangis sejadi-jadinya. Pertemuan yang tak terduga.

                        -*-

            Kami bertiga pulang menuju rumahku. Tak ada yang berbicara. Hanya ada deru mobil yang memecah keheningan kami. Sampai dirumahku aku segera kedapur. Sedangkan Donghae dan Kyuhyun duduk diruang tamu. Aku membawakan air dingin dan beberapa camilan kesukaan Kyuhyun, ah, kenapa otakku masih saja dipenuhi olehnya.
            “Maaf aku lama” aku duduk di sofa tunggal. Kami terdiam cukup lama.
            “Rin-ah, jadi kau dan Kyuhyun..” Donghae memecah keheningan.
            “Dia sahabatku, maaf aku tidak cerita padamu oppa”
Donghae mengangguk pelan. Kyuhyun? Dia hanya diam. Namun..
            “apa donghae hyung itu namjachingumu?” aku menatap kyuhyun dengan mata terbuka (?) sempurna. Donghae juga, dia terlihat sama denganku.
            “a..anio.. dia hanya temanku.. kami teman dekat..”
            Kyuhyun terlihat sedikit terkejut. Namun ekspresinya juga sedikit sebal. Kenapa setan ini?
            “Kukira kau dan Donghae hyung pacaran” terlihat nada tidak suka dalam kata-katanya. Giliran Donghae yang terlihat terkejut. Dia menggaruk tengkuknya.
            “Aniyo.. aku sedang menunggu seseorang” sangkalku, eh?! YA! Rin babo kenapa aku jujur sekali. Aish! Lihat lihat1 wajah Kyuhyun berubah jadi setan.. bencana besarrrrrr!
            “oh ya Kyu, kau mau tinggal dimana?” donghae segera membuat suasana seperti semula.
            “dirumah Hyorin, aku rindu sekali pada sahabat gendutku ini!” kyuhyun tertawa setan. Aku hanya  bisa mendengus pelan. masih bisa dia melawak (?) disaat seperti ini. Kupastikan dia akan jadi perkedel saat kembali pulang ke Paris!
            “mwo? Kau mau tinggal disini?” tanyaku kaget. Aish! Aku pasti mati kutu karena selalu kalah dengan setan sialan ini.
            “eo, wae? Tidak boleh?” kyu memajang (?) wajah setan. Hey.. aku bosan dengan wajahmu yang selalu seperti itu!
            “bukan begitu ta..”
            “berarti aku boleh tinggal kan? Arraseo.. hyung, aku menginap disini saja..” dia tersenyum evil dengan amat sangat lebar #plak. Donghae hanya tertawa melihat tingkah kami. Aku hanya bisa menggigit bibirku. Kenapa aku selalu kalah jika berdebat dengan namja ini?! Menyebalkan >
“baiklah, kau boleh saja tinggal disini, asalkan kau tidak macam-macam pada hyorin..besok aku kemari lagi, rin-ah aku pulang ya, jaga dirimu” Donghae keluar sambil mengacak pelan rambutku, aku tersenyum. Namun saat dipintu, kyu berteriak dengan lantang..
“AKU TIDAK JAMIN DIA MASIH UTUH BESOK HYUNG.. HAHAHAHAHAHA” kyu tertawa. Aku memandangnya sebal.
“YA! Oppa! Jangan dengarkan setan ini!” teriakku tak kalah lantang.
 Sekarang tinggal aku dan kyuhyun, dia melangkah menelusuri ruangan-ruangan dirumahku. Aku mengikutinya dari belakang.
            “banyak yang berubah,” gumannya.
            “Apanya?” tanyaku ketus.
            “Semuanya, bahkan yang punya pun sudah berubah.” Dia melipat tangannya sambil mengamati seluruh rumahku.
            “Dasar, sudahlah, aku mau masak..”       
            “Buatkan aku cream sup!”
Enak sekali dia.. memerintah seenaknya.. aish!             
-*-

            Memasak adalah hal yang aku sukai, tapi makan adalah yang paling aku sukai hehehe XD #author banget. Dan sekarang aku sedang mamasak sup rumput laut. Sebenarnya tidak ada yang ulang tahun sih.tapi sudahlah.. namun, aku merasakan tangan melingkar di pinggangku.
‘DEG

DEG

DEG
            Aku menoleh kebelakang. Kyuhyun!
            “YA! Lepaskan! Kau ini!” aku segera melepas pelukannya, namun dengan sigap dia kembali melingkarkan tangannya. Baiklah aku menyerah, evilnya pasti sedang kambuh jadi kubiarkan saja.
            “Kau tak marah?” tanyanya, kini dia meletakkan dagunya di pundakku.
            “aku sangat marah Cho setan pencium pantat kucing!” aku merasakan dadaku sesak, perlahan aku mulai menangis dalam diam. Sepertinya kyu tidak sadar aku menangis.
            “jinjja?” dia membalikkan tubuhku. Sekarang dia bisa melihatku yang sedang menangis. Dia kaget dan segera menghapus airmataku.
            “rin-ah, gwaenchana? Uljima..” dia menarikku kedalam pelukannya, namun aku segera mendorong dadanya.
            “Waeyo kyu? Kenapa kau tak pernah menghubungiku? Waeyo? Waeyo? Hiks..” aku menangis lebih keras, menumpahkan semua emosiku yang ku pendam selama 6 tahun untuk kyuhyun. Hatiku terasa sangat sesak jika mengingat dirinya. Rasanya lututku lemas jika mengingat senyum setannya. Hanya menangis yang aku bisa.
            “Rin-ah...”
            “apa kau tahu rasanya aku ingin mati jika mengigatmu?! Hiks, ingin sekali hiks aku memukulmu kyu! Aku benci padamu! Hiks..”
Kyuhyun langsung mendekapku, membiarkanku menangis didadanya yang hangat. Kyu mengelus kepalaku sembari menenangkanku. Entah berapa lama, aku merasa sangat lelah dan semuanya gelap.
                                                            -*-
            Aku terbangun pukul 3 sore, aku menatap sekitarku. Kamarku? Apa dia membawaku kemari? Aku turun dari tempat tidur dan mencari kyuhyun.
            “Kyu? Oddiga?” aku berteriak parau. Mungkin efek dari menangis dan tidurku. Aku melihat kyuhyun duduk di taman belakang rumah. Perlahan aku menghampirinya. Dia tersenyum samar sambil menatapku. Kecanggungan menyelimuti kami.
            “kyu, maafkan aku masalah yang tadi.. aku terbawa emosi..” ucapku. Tak ada yang berbicara. Hening.
            “gwaenchana.. aku yang salah.. kau benar.. aku tidak menghubungimu.. aku takut kau marah padaku..” dia menghela nafas pelan. rasanya aku ingin menangis kembali. Tapi, aku tidak ingin dia tau.
            “aku tidak pernah marah padamu kyu.. “ aku mencoba tersenyum. Namun rasanya sulit sekali untuk menarik kedua sudut bibirku. Kami terdiam lama. Hanya semilir angin musim semi yang menerpa wajah kami. Jujur saja, aku sangat merindukan momen seperti ini. Berdua dengan kyuhyun.
            “Rin-ah, kau.. masih ingat dengan janjiku?” kyu menatap lurus kedepan. Aku meliriknya. Sebuah senyum manis tercipta dari bibirnya.
            “yang mana?” tanyaku heran.
            “saat ulang tahunmu yang ke 7.. didepan gereja.. kau ingat?”
7 tahun? Ulang tahun? Gereja? Tunggu dulu.. sepertinya aku ingat..

FLASHBACK *January 7th 1996*

            Kyuhyun menarikku keluar dari gereja sesaat setelah sekolah minggu selesai. Aku hampir tersandung batu jika kyuhyun tidak menahanku. Aku hanya menurut kemana dia membawaku, ternyata hanya sampai didepan gereja. Nafasku sedikit tidak beraturan. Sedangkan kyuhyun tersenyum tidak jelas.
            “Kyuhyun-ah! Hosh hosh! Kenapa kau menarik-narikku?” tanyaku. Dia menyengir kuda (?)
            “kau ingat yang tadi biarawati itu ajarkan pada kakak-kakak diruang sebelah tempat kita kan?” terlihat kyuhyun sangat senang dan antusias. Sepertinya ada yang dia rencanakan.
            “em.. tentang menikah? Ya babo! Itu untuk orang dewasa..” aku tidak mengerti apa maksud ucapannya. Mungkin karena omongannya memang suka ngelantur kemana-mana.
            “tapikan kita juga pasti akan dewasa..”
            “aku juga tahu itu kyuhyun -_-‘ “
Dia kembali nyengir kuda.
            “nah karena itu, aku berjanji akan menikahimu saat kita sudah dewasa nanti, aku berjanji..” kyuhyun mengangkat tangan kanannya seperti orang yang sedang bersumpah. Aku hanya melongo.
            “aku berjanji” dia tersenyum dan menyodorkan jari kelingkingnya. Seperti tertarik magnet, aku menautkan jariku pada jarinya.
            “yaksok” ucap kami bebarengan

FLASHBACK END

            Ingatan masa kecilku. Kyuhyun  masih tak bergeming, ada perasaan hangat yang menyelimutiku. Namun ada juga rasa khawatir jika tebakanku salah.
            “Kyu,” aku mencoba untuk memanggil namanya, namun seperti ada sebuah batu besar menghipit tenggorokanku, membuatku sulit untuk mengatakan sesuatu.
            “sebenarnya, aku kemari untuk menepati janjiku saat kita berumur 7 tahun, jadi..” dia menggantungkan kata-katanya. Aku bernafas lega, meskipun dia tidak mengatakannya secara langsung tapi...
            “menikahlah denganku.. dan ikutlah ke paris..” dia memandang tepat di mataku. Rasanya batu yang mengganjal di tenggorokanku menghilang begitu saja, lega sekali.
            “apa kau baru saja melamarku?” tanyaku. Harusnya aku menjawab pernyataannya tanpa harus bertanya seperti ini..
            “yeoja babo! Tentu saja.. hehhhh! Aku ingin mati saat mengatakannya tadi! Dasar! Kau tidak tahu betapa gugupnya aku! Aish! Kenapa aku harus menikah denganmu.. ah! Ini semua membuatku gila..!” dia mengacak-acak rambutnya kesal. Ekspresinya benarbenar lucu. Membuatku tertawa.
            “kau yang bodoh! Kenapa kau mau menikah denganku? Aku tidak mau menikah denganmu! Hahaha”
            “mwo?“ mulutnya menggangga lebar. Aku tersenyum setan *pinjem bentar yah kyuoppa* wajahnya berubah menjadi sendu. Aku masih ingin tertawa, namun melihatnya seperti ini rasanya aku masih ingin mengerjainya.. hehehe XD
            “mana ada melamar seorang gadis tanpa cincin dan bunga?” balasku
Dia merengut kesal.
            “dan satu lagi, kau saja tidak  bilang kalau kau mencintaiku” lanjutku pura-pura marah. Sepertinya kesempatan langka membuatnya seperti ini. Ekspresinya berubah lagi, sedikit kaget dengan pernyataanku.
            “memangnya itu penting?” tanyanya lirih
            “tentu saja, setan bodoh! Aku hanya mau menikah dengan orang yang aku cintai, memang kau pikir aku mau mencintaimu?” godaku.
            “huh.. jadi kau mencintai donghae hyung? Padahal aku mncintaimu.. huft” nada suaranya terdengar kesal dan cemburu.
            “jadi begitu menurutmu? Yah..padahal aku hanya mencintai seseorang yang sekarang ada disebelahku.. hehehe” ucapku sambil tersenyum. Kyuhyun menatapku kaget.






                                                                        -*-



            Kyuhyun berdiri di depan dengan seorang pendeta dengan tuxedo hitam dan kemeja putih gading terlihat sangat Tampan. Appa menggandengku menuju altar, eomma tidak datang karena dia tidak mau bertemu appa. Konyol! Padahal anaknya mau menikah. Kami menikah di gereja tempatku dan kyuhyun berjanji dulu.
            Appa menyerhkanku pada kyuhyun, dia tersenyum samar  dan menggandengku kedepan pendeta.
            “bersediakah engkau Tuan Cho Kyuhyun, dihadapan Tuhan kau menikahi Lee Hyorin sebagai istrimu yang sah dan satu-satunya dalam suka dan duka, sedih maupun senang, sehat maupun sakit?” tanya pendeta, kyuhyun menghirup nafas pelan.
            “ne, aku bersedia, dihadapan tuhan aku menikahi Lee Hyorin sebagai istriku yang sah dan satu-satunya dalam suka dan duka, sedih maupun senang, sehat maupun sakit.” Jawab kyuhyun mantap. Kini pendeta itu beralih menatapku.

            “bersediakah engkau Nona Lee Hyorin , dihadapan Tuhan kau dinikahi Cho Kyuhyun sebagai suamimu yang sah dan satu-satunya dalam suka dan duka, sedih maupun senang, sehat maupun sakit?” pertanyaan yang sama dilontarkan padaku. Ku melirik kyuhyun. Dia tersenyum dengan wajahnya yang tegang menunggu jawabanku.

            “ne, aku bersedia, dihadapan Tuhan aku dinikahi cho kyuhyun sebagai suamiku yang sah dan satu-satunya dalam suka dan duka, sedih maupun senang, sehat maupun sakit.” Jawabku.

            Semua undangan bertepuk tangan riuh. Aku dan kyuhyun bernafas lega. Prosesi sakral sudah kami lalui dengan lancar.
            “Kalian sekarang sah sebagai suami istri dihadapan Tuhan, silahkan sang suami mencium istrinya” ujar pendeta. Aku kaget, cium? Aku menatap kyuhyun. Dia tersenyum evil. Dia memajukan wajahnya dan mengerling nakal padaku.

            “Je t’aime..saranghae..”


-CHUP-

THE END

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Horeeeeee.. ffnya kelarrrrrrrr... hehehe gimana readers? Jelek yaaaa? U.u #authornangisdipojokan
pas mau akhir sengaja dicepetin.. odongnya ngilang gitu aja.. hehehehehehe XD
dan Mungkin *kalo sempet* author mau bikin sequelnya, nyeritain ttg odong oppaaa.. hehehe.. dan isinya ttg pertemuan pertama sama hyorin yang engga diceritain disini.. hehehe XD
Ayo RCL.. silahkan kasih saran, kritik dan masukan.. buat referensi author di ff selanjutnya.. author mau minta maaf juga kalo ffnya kurang memuaskan.. gamsahamnidaaaaa.. *bow bareng wookie

Nb: tolong tinggalkan jejak,don't be a silent readers guys!! :) review please :)